EFEK
FOTOLISTRIK
A.
Tujuan
1. Menentukan
besar fungsi kerja
2. Menentukan
besar nilai
B.
Landasan Teori
Dekat permulaan abad keduapuluh serangkaian eksperimen
menyatakan bahwa elektron dipancarkan dari permukaan logam jika cahaya yang berfrekuensi
cukup tinggi jatuh pada permukan itu (diperlukan cahaya ultraungu untuk hampir
semua logam alkali). Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik.
Gambar 1. Efek fotolistrik
Gambar diatas memberi
ilustrasi jenis alat yang dipakai dalam eksperimen serupa itu. Tabung yang
divakumkan berisi dua elektrode yang dihubungkan dengan rangkaian eksternal
seperti terlihat skema dalam gambar, dengan keping logam yang permukaannya
mengalami iradiasi dipakai sebagai anode. Sebagian dari elektrosfoto yang
muncul dari permukaan yang mengalami viadiasi mempunyai energi yang cukup untuk
mencapai katode walaupun muatannya negatif, dan elektron serupa itu membentuk
arus yang dapat diukur dengan ammeter dalam rangkaian itu. Ketika potensial
perintang V ditambah, lebih sedikit elektron yang mencapai katode dan arusnya
menurun. Akhirnya, ketika V sama dengan atau melebihi suatu harga V0
yang besarnya dalam orde beberapa volt, tidak ada elektron yang mencapai katode
dan arusnya berhenti.hanya
electron dengan energi kinetic
yang lebih besar daripada eV kemudian dapat
mencapai anoda. Potensial V disebut disebut potensial penghenti. Potensial ini
dihubungkan dengan energi kinetic maksimum electron yang dipancarkan oleh :
……….(1)
Einstein
menerapkan teori Planck dan menjelaskan efek fotolistrik dalam model kuantum
dengan menggunakan persamaan fotolistrik Einstein yang terkenal yaitu :
…….(2)
Dimana
E adalah energi foton dan
adalah fungsi kerja yang masing-masing bahan
berbeda-beda. Persamaan (1) dan (2)
……………..(3)
Jika
kita plot V terhadap v untuk nilai
frekuensi yang berbeda-beda grafiknya sebagai berikut:
Gambar 2. Grafik V terhadap v
Dari
persamaan
kita dapat lihat bahwa kemiringan V terhadap v harus sama dengan
.
Foton
dengan frekuensi yang kurang dari frekuensi ambang vt , dan dengan panjang gelombang yang lebih besar dari
panjang gelombang ambang λt , tidak memiliki energi yang cukup untuk
mengeluarkan electron dari logam tertentu. Frekuensi ambang dan panjang
gelombang ambang yang bersesuaian dapat dihubungkan dengan fungsi kerja
dengan membuat energi kinetic electron sama
dengan nol pada persamaan sebagai berikut:
sama dengan nol menjadi
Terdapatnya efek fotolistrik tidak mengherankan, kita
ingat bahwa gelombang cahaya membawa energi, dan sebagian energi yang diserap
oleh logam dapat terkonsentrasi pada elektron tertentu dan muncul kembali
sebagai energi kinetik. Jika kita
memeriksa lebih teliti kita akan mendapatkan bahwa efek fotolistrik
tidak dapat ditafsirkan sedemikian sederhana.
Salah satu sifat yang khususnya menimbulkan pertanyaan
pengamat ialah distribusi energi elektron yang dipancarkan (yang disebut
fotoelektron), ternyata tak bergantung dari intensitas cahaya. Berkas cahaya
yang kuat menghasilkan fotoelektron lebih banyak daripada berkas yang lemah
yang berfrekuensi sama, tetapi energi elektron rata-rata sama saja. Dan juga
dalam batas ketelitian eksperimen (sekitar 10-9 s), tak terdapat
keterlambatan waktu antara datangnya cahaya pada permukaan logam dan
terpancarnya elektron. Pengamatan serupa itu tidak dapat dimengerti dengan
memakai teori elektromagnetik cahaya.
Sama anehnya bila dipandang dari teori gelombang ialah fakta
bahwa energi fotoelektron bergantung pada frekuensi cahaya yang dipakai. Pada
frekuensi di bawah frekuensi kritis yang merupakan karakteristik dari
masing-masing logam, tidak terdapat elektron apapun yang dipancarkan. Di atas
frekuensi ambang ini fotoelektron mempunyai selang energi dari 0 sampai suatu
harga maksimum tertentu, dan harga maksimum ini bertambah secara linear
terhadap frekuensi. Frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan energi
fotoelektron maksimum yang lebih tinggi pula. Jadi cahaya biru yang lemah
menimbulkan elektron dengan energi lebih tinggi daripada yang ditimbulkan oleh
cahaya merah kuat, walaupun cahaya merah menghasilkan jumlah yang lebih besar.
C.
Alat dan Bahan
1.
Sumber cahaya raksa
2.
Voltmeter digital
3.
Amperemeter
4.
Kabel penghubung
5.
Tabung kaca hampa udara
6.
Plat logam katoda dan
anoda
7.
Support Base Assemby
8.
Filter warna
D.
Setting Alat
E.
Langkah Kerja
1) Mengatur
posisi tabung
seperti gambar sehingga hanya satu warna
cahaya yang masuk dalam tabung
melalui jendela tabung.
2) Mengukur
potensial pengerhenti
dengan voltmeter.
3) Melakukan
variasi warna cahaya yang berasal dari sumber cahaya raksa dengan menggunakan filter warna.
4) Mencatat
hasil pengamatan pada tabel
pengamatan.
F.
Rancangan Analisis Data
Tabel Pengamatan
No
|
Warna
|
Frekuensi
|
Potensial
henti
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
|
5
|
|
|
|
Variasi
warna cahaya atau frekuensi
y mx c
G.
Data Pengamatan
1.
Variasi intensitas
Spectrum
warna kuning
No
|
Tingkat
Intensitas
|
Potensial
Henti (V)
|
1
|
20%
|
0.377
|
2
|
40%
|
0.464
|
3
|
60%
|
0.498
|
4
|
80%
|
0.538
|
5
|
100%
|
0.857
|
2.
Variasi spectrum warna
No
|
Spektrum
Warna
|
Frekuensi
(Hz)
|
Potensial
Henti (V)
|
1
|
Ultra
Ungu
|
8.20264
|
1.125
|
2
|
Ungu
|
7.40858
|
1.030
|
3
|
Biru
|
6.87858
|
1.010
|
4
|
Hijau
|
5.48996
|
0.550
|
5
|
Kuning
|
5.18672
|
0.473
|
H.
Analisis Data
1.
Variasi intensitas spectrum warna kuning
Sumbu
x
|
I
|
20%
|
40%
|
60%
|
80%
|
100%
|
Sumbu y
|
V
|
0.377
|
0.464
|
0.498
|
0.538
|
0.578
|
Grafik
hubungan I dan V
Menentukan
Nilai(
Dari
persamaan dapat kita tentukan
y b
x a
metode
kuadrat terkecil untuk regresi linear
Dengan
x = variable bebas(frekuensi)
y
= variable terikat ( digunakan V)
b = konstanta arah
regresi linier = ( )
a
= konstanta regresi linier = ( )
dimana
No
|
x=Frekuensi
(Hz)
|
y=Potensial
Henti (V)
|
x.y
|
(
|
|
|
1
|
8.20264
|
1.125
|
|
67,28330297
|
1,265625
|
|
2
|
7.40858
|
1.030
|
7,6308374
|
54,88705762
|
1,0609
|
|
3
|
6.87858
|
1.010
|
6,9473658
|
47,31486282
|
1,0201
|
|
4
|
5.48996
|
0.550
|
3,019478
|
30,1396608
|
0,3025
|
|
5
|
5.18672
|
0.473
|
2,45331856
|
26,90206436
|
0,223729
|
|
Σ
|
33,16648
|
4,188
|
29,27896976
|
226,5269486
|
3,872854
|
|
Rata2
|
6,633296
|
0,8376
|
5,855793952
|
45,30538971
|
0,774571
|
Jadi persamaan regresinya
Menentukan standar
deviasi ∆( ) dan ( )
Fungsi kerja dapat
ditentukan dengan
Jadi besarnya
Persamaan
Dapat digambarkan
berdasarkan data
No
|
Spektrum
Warna
|
Frekuensi
(Hz)= x
|
Potensial
Henti (V)= y
|
1
|
Ultra
Ungu
|
8.20264
|
1.125
|
2
|
Ungu
|
7.40858
|
1.030
|
3
|
Biru
|
6.87858
|
1.010
|
4
|
Hijau
|
5.48996
|
0.550
|
5
|
Kuning
|
5.18672
|
0.473
|
Ketelitian
1.
Untuk perhitungan (
)
Kesalahan
relative =
ketelitian
2.
Untuk perhitungan
Kesalahan
relative =
ketelitian
Ketepatan
1.
Untuk hasil (
)
2.
Untuk fungsi kerja() praktikan tidak dapat
menghitung besarnya kesesatan dan ketelitian. Hal ini dikarenakan praktikan
tidak dapat mengetahui bahan yang dijadikan sebagai katoda, karena setiap bahan
mempunyai fungsi kerja yang berbeda beda.
I.
Pembahasan
Dalam melakukian
percobaan foto listrik, ingin mengetahui besarnya fungsi kerja () suatu bahan dan
mengetahui nilai ( ). Dalam percobaan yang
dilakukan di laboratorium fisika Unnes praktikan mendapatkan nilai fungsi
kerja () sebesar dan besarnya nilai (
) adalah.
Dalam percobaan ini praktikan melakukan
variasi warna, yaitu
No
|
Spektrum
Warna
|
Frekuensi
(Hz)= x
|
Potensial
Henti (V)= y
|
1
|
Ultra
Ungu
|
8.20264
|
1.125
|
2
|
Ungu
|
7.40858
|
1.030
|
3
|
Biru
|
6.87858
|
1.010
|
4
|
Hijau
|
5.48996
|
0.550
|
5
|
Kuning
|
5.18672
|
0.473
|
Dari variasi warna didapat nilai
potensial henti yang berbeda beda. Dapat dilihat pada table, potensial henti
paling tinggi yaitu pada warna kuning yang mempunyai frekuensi palling besar,
sedang potensial henti terkecil yaitu pada warna kuning yang mempunyai
frekuensi terkecil. Dari sini dapan diketahui bahwa besarnya potensial henti
bergantung pada frekuensinya. Semakin besar frekuensinya maka makin tinggi
potensial hentinya. Melihat persamaan fungsi kerja juga bergantung terhadap frekuensi.
Selain bergantung pada frekuensi, fungsi kerja juga tergantung dari bahan anoda
yang digunakan(setiap bahan berbeda nilai potensial hentinya). Sayangnya padea
praktikum ini praktikan tidak mengetahui pahan apa yang dijadikan sebagai
anoda, sehingga praktikan tidak bias menentukan besarnta kesesatan dan
ketelitian fungsi kerja.
Selain melakukan variasi warna, praktikan juga melakukan
variasi intensitas. Praktikan melakukan variasi intensitas dengan menggunakan
filter warna kuning yang intensitasnya sebagai berikut:
No
|
Tingkat
Intensitas
|
Potensial
Henti (V)
|
1
|
20%
|
0.377
|
2
|
40%
|
0.464
|
3
|
60%
|
0.498
|
4
|
80%
|
0.538
|
5
|
100%
|
0.857
|
Dari table di atas, dengan intensitas
sebesar 20% didapat besarnya potensial henti sebesar 0.377 V, dan dengan
intensitas 100% didapat potensial henti sebesar 0.857 V. Dari table tersebut
juga diketahui semakin besar intensitas maka semakin besar pula nilai potensial
hentinya.
Selain menentukan besarnya fungsi kerja, praktikan juga
mencari nilai ( ). Dengan menggunakan
besarnya nilai dan didapat nilai ( ) secara praktikum
sebesar dengan nilai kesesatan sebesar dan nilai ketelitian sebesar .
J.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan
dapat menarik kesimpula sebagai berikut:
a. Fungsi
kerja pada percobaan ini sebesar
Fungsi kerja bergantung kepada frekuensi,
semaki besar frekuensi semakin besar pula fungsi kerjanya. Fungki kerja setiap
bahan tidak sama.
b. Besarnya
nilai ( ) sebesar
Dengan
K.
Daftar Pustaka
Beiser, Arthur.
1982. Konsep Fisika Modern. Jakarta:
Erlangga.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:
Tipler, Paul.2001.Fisika Untuk Sains dan Teknik.jakarta:Erlangga: