LAPORAN PERCOBAAN POLARIMETER
Disusun oleh :
Khorfid Vazriz Zaki
(4201408063)
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
ABSTRAK
KHORFID VAZRIZ ZAKI. 2010. Polarimeter. Laporan Hasil Percobaan. Jurusan Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dosen : Bambang Subali, M.Pd.
Kata kunci : Polarimeter, konsentrasi, sudut putar jenis.
Polarimeter merupakan suatu alat yang tersusun atas polarisator dan analisator. Polarimeter adalah Polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya, sedangkan anlisator adalah Polaroid yang dapat menganalisa/mempolarisasikan cahaya. Peristiwa polarisasi merupakan suatu peristiwa penyearahan arah getar suatu gelombang menjadi sama dengan arah getar Polaroid dengan cara menyerap gelombang yang memiliki arah getar yang berbeda dan meneruskan gelombang dengan arah getar yang sama dengan Polaroid. Polarimeter juga dapat digunakan untuk mengukur besar sudut putar jenis suatu larutan optic aktif.
Percobaan polarimeter bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja polarimeter dan mengukur besar sudut putar jenis larutan optic aktif. Besar sudut putar jenis dapat dihitung dengan persamaan
dengan terlebih dahulu mencari besaran-besaran yang dibutuhkan terlebih dahulu, yaitu Φ : sudut pemutar bidang polarisasi, L : panjang tabung polarisasi, dan C : konsentrasi gula(larutan optic aktif).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik yang terdiri dari berbagai panjang gelombang yang dapat bervibrasi kesegala arah. Cahaya putih dapat diubah menjadi cahaya monokromatik (hanya terdiri dari satu panjang gelombang) dengan menggunakan suatu filter atau sumber cahaya yang khusus. Cahaya monokromatik ini disebut cahaya terpolarisasi.
Peristiwa polarisasi tidak dapat diamati secara langsung oleh mata manusia, sehingga diperlukan suatu alat yang dapat membantu untuk menunjukan gejala polarisasi tersebut. Melalui polarimeter gejala polarisasi dapat ditunjukan, selain itu melalui alat ini dapat dilihat pula bagaimana larutan optic aktif seperti larutan gula dapat membelokan cahaya yang telah dipolarisasi. Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan melalui polarimeter ini lah yang melatar belakangi dilakukanya percobaan polarimeter.
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan Polarimeter ini adalah :
1. Mempelajari prinsip kerja polarimeter
2. Mengukur sudut putar jenis larutan gula sebagai fungsi konsentrasi.
1.3 Landasan Teori
Cahaya merupakan gelombang elektromagnit yang terdiri dari getaran medan listrik dan getaran medan magnit yang saling tegak lurus. Bidang getar kedua medan ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa secara umum dapat dikatakan gelombang elektromagnit yang vektor-vektor medan listrik dan medan magnitnya bergetar kesemua arah pada bidang tegak lurus arah rambatnya dan disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka sinar yang diteruskan mempunyai getaran listrik yang terletak pada satu bidang saja dan dikatakan sinar terpolarisasi bidang (linear).
Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator,maka sinar yang mempunyai arah getar yang sama dengan arah polarisator akan diteruskan seluruhnya.Tetapi apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah analisator,maka tak ada sinar yang diteruskan.Apabila arahnya membentuk suatu sudut ,maka yang diteruskan hanya sebagian.Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optis aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi.
Cahaya dari lampu sumber, terpolarisasi setelah melewati prisma Nicol pertama yang disebut polarisator. Cahaya terpolarisasi kemudian melewati senyawa optis aktif yang akan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan arah tertentu. Prisma Nicol ke dua yang disebut analisator akan membuat cahaya dapat melalui celah secara maksimum.
Rotasi optis yang diamati/diukur dari suatu larutan bergantung kepada jumlah senyawa dalam tabung sampel, panjang jalan/larutan yang dilalui cahaya, temperatur pengukuran, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Untuk mengukur rotasi optik, diperlukan suatu besaran yang disebut rotasi spesifik yang diartikan suatu rotasi optik yang terjadi bila cahaya terpolarisasi melewati larutan dengan konsentrasi 1 gram per mililiter sepanjang 1 desimeter. Rotasi spesifik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
= rotasi optik (yang teramati)
C = konsentrasi larutan gram/mL larutan
L = panjang kolom larutan.
t = temperatur ( ).
Rotasi optik yang termati dapat berupa rotasi yang searah jarum jam, rotasi ini disebut putar kanan dan diberi tanda (+), sedangkan senyawa yang diukurnya disebut senyawa dekstro (d). Rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut putar kiri dan diberi tanda (-), senyawanya disebut senyawa levo (l).
Untuk larutan gula,sudut putar jenis pada temperatur 20°C sama dengan :
=66,52 cm2 ° C/gr
Sedangkan hubungan sudut putar jenis pada temperatur T dengan dapat dinyatakan sebagai:
= {1 – 0,000184(T - 20)}
BAB II
METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Percobaan polarimeter ini dilakukan pada :
Waktu : Kamis,14 Oktober 2010
Jam 09.00-11.00
Tempat : Laboratorium Fisika Modern dan Optik FMIPA UNNES
2.2 Alat dan Bahan
1. Polarimeter
2. Sumber cahaya Natrium
3. Gelas ukur 10 ml
4. Beaker Glass 100ml
5. Pipet
6. Batang pengaduk
7. Gula pasir
8. aquades
2.3 Cara Kerja
Mencari
a. Menyusun alat seperti pada gambar I.
b. Mengisi tabung larutan dengan air keran sehingga terisi penuh dan tidak ada gelombang udara didalamnya kemudian memasukkannya ke dalam polarimeter.
c. Menentukan titik nol dengan memerhatikan teropong sambil mengatur alat putar.
d. Mengganti air dengan larutan gula 0.05, 0.1, 0.15 gram dalam 20 ml larutan (larutan1).Mencatat posisi skala analisator pada saat keadaan c didapat. Selisih pembacaan skala pada c dan d menyatakan besar sudut putar bidang polarisasi (Φ).
e. Mencatat panjang tabung larutan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Perhitungan
Tabel1. Table pengamatan percobaan polarimeter
No | m gula (gram) | V air (ml) | C gula (gr/l) | Φ1 (°) | Φ2 (°) | Φ (Φ2-Φ1) | Φ (rata-rata) | L (cm) |
1. | 0.05 | 20 | 0.0138 | 100.5 | 113.5 114.2 113.9 109.7 116.8 | 13 13.7 13.4 9.2 16.3 |
13.12 | 15.03 |
2. | 0.1 | 20 | 0.027 | 100.5 | 126.7 127.3 126.2 124.8 125.7 | 26.2 26.8 25.7 24.3 25.2 |
25.64 |
|
3. | 0.15 | 20 | 0.041 | 100.5 | 142.4 141.6 139.8 143.2 141.1 | 41.9 41.1 39.3 42.7 40.6 |
41.12 |
|
a. Analisis grafik hubungan antara konsentrasi larutan gula dengan sudut putar bidang polarisasi
b. Menentukan nilai sudut putar jenis larutan optic aktif untuk sinar melalui persamaan :
Perhitungan
1. C = 0.0138 gr/liter ; Φrata-rata = 13.12° ; L = 15.03 cm
2. C = 0.027 gr/liter ; Φrata-rata = 25.64° ; L = 15.03 cm
3. C = 0.041 gr/liter ; Φrata-rata = 41.12° ; L = 15.03 cm
Tabel2. Tabel analisis percobaan Polarimeter
No. | C (gr/liter) |
|
|
1. | 0.0138 | 63.26 | 4001.83 |
2. | 0.027 | 63.18 | 3991.71 |
3. | 0.041 | 66.73 | 4452.89 |
Jumlah | 193.17 | 12446.43 |
Jadi nilai sudut putar jenis larutan optic aktif untuk sinar adalah : 64.39 ± 1.169 °C/gr
Kesalahan relatif dalam percobaan Polarimeter :
Ketelitian relative dalam percobaan polarimeter :
Ketelitian = 100% - KR = 100% - 1.82% = 98.18%
3.2 Pembahasan
Pada percobaan polarimeterr praktikan mencari besarnya sudut putar jenis larutan optis aktif. Disini larutan yang digunakan adalah larutan gula sebagai fungsi konsentrasi. Pada percobaan ini dilakukan 3 kali fariasi konsentrasi larutan gula dan 1 kali menggunakan aquades. Pada percobaan menggunakan aquades kita akan mendapatkan besarnya Φ1 yaitu sudut yang ditunjukan alnalisator pada saat gelap sempurna. Tapi pada percobaan kali ini untuk mendapatkan keadaan gelap sempurna sangat sulit, sehimgga praktikan menggunakan keadaan yang paling redup. Pada keadaan ini analisator menunjukan sudut 100.5°.
Setelah mengetahui Φ1, maka kita berikutnya akan mencari Φ2. Cara mencari Φ2 sama dengan mencari Φ1, tetapi aquades diganti dengan larutan gula. Dari percobaan diperoleh:
No | m gula (gram) | V air (ml) | C gula (gr/l) | Φ1 (°) | Φ2 (°) | Φ (Φ2-Φ1) | Φ (rata-rata) | L (cm) |
1. | 0.05 | 20 | 0.0138 | 100.5 | 113.5 114.2 113.9 109.7 116.8 | 13 13.7 13.4 9.2 16.3 |
13.12 | 15.03 |
2. | 0.1 | 20 | 0.027 | 100.5 | 126.7 127.3 126.2 124.8 125.7 | 26.2 26.8 25.7 24.3 25.2 |
25.64 |
|
3. | 0.15 | 20 | 0.041 | 100.5 | 142.4 141.6 139.8 143.2 141.1 | 41.9 41.1 39.3 42.7 40.6 |
41.12 |
|
Setelah memperoleh data, kita gunakan persamaan
Dimana,
= rotasi optik (yang teramati)
C = konsentrasi larutan gram/mL larutan
L = panjang kolom larutan.
t = temperatur ( ).
Dari perhitunan diperoleh:
No. | C (gr/liter) |
|
1. | 0.0138 | 63.26 |
2. | 0.027 | 63.18 |
3. | 0.041 | 66.73 |
Jumlah | 193.17 |
Sehingga diperole nilai untuk larutan gula adalah sebesar (64.39 ± 1.169 )°C/gr. Dengan ketelitian sebesar 98.18% dan kesalahan relatif sebesar 1.82%.
Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa konsentrasi dan jenis larutan akan mempengaruhi sudut putar tergantung dari besarnya sudut putar jenis larutan tersebut. Pada saat konsentrasi gula semakin tinggi, maka cahaya yang terlohan di analisator menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar jenisnyapun menjadi semakin besar. Ini menendakan larutan gula dapat membelokan arah getar cahaya.
Selain menentukan besarnya sudut putar jenis larutan gula, praktikan juga dituntut untuk mengetahui cara kerja polarimeter. Prinsip kerja poilarimeter adalah meneruskan sinar yang mempunyai arah getar yang sama dengan arah polarisator. Larutan gula yang merupakan larutan optis aktif berfungsi untuk membelokan cahaya ynag telah melalui polarissator. Untuk menemukan sinar yang telah dibelokkan oleh larutan gula, kita gunakan analisator yang sudutnya dapat diubah ubah. Besarrnya sudut yang ditunjukan analisator setelah menemukan sinar tersebut yang dinamakan sudut putar. Setiap larutan mempunyai sudut putar yang berbeda beda tergantung koinsentrasi dan jenis larutannya.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Prinsip kerja poilarimeter adalah meneruskan sinar yang mempunyai arah getar yang sama dengan arah polarisator. Sudut putar jenis bergantung pada konsentrasi dan jenis larutannya.
2. Sudut putar jenis larutan gula adalah : (64.39 ± 1.169 )°C/grdengan kesalahan relatif percobaan adalah 1.82% dan ketelitiannya adalah 98.18%.
DAFTAR PUSTAKA
http://polarimeter.sains.com/pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/polarimetry
http://id.wikipedia.co/wiki/polarisasi
www.suninstruments@aol.com/polarimeter_files/disc%2520polarimeter.jpg
makasi ya membantu banget :)
BalasHapusmampir di blogku juga yah http://punyakukum.blogspot.com/
simbol2 tdk terlihat, apalagi persamaan2nya, mendingan memasukan gambar saja
BalasHapus